Temuan MENCENGANGKAN Mengenai Nata de Coco
Air kelapa muda yang manis dan
menyegarkan serta daging buahnya yang berstruktur lembut dan sedikit
kenyal membuat buah kelapa sering kali menjadi pilihan banyak orang
untuk melepas dahaga. Namun kelezatan buah kelapa ini tak dapat
dinikmati oleh seluruh warga bumi karena faktanya pohon kelapa tidak
dapat hidup di setiap tempat. Sebagai alternatifnya maka buah kelapa
kemudian diolah oleh tangan-tangan kreatif menjadi nata de coco yakni
sari air kelapa yang di fermentasi dengan menambahkan beberapa bahan
lainnya seperti mikroba acetobacter xylinum sehingga berubah menjadi
padat dan memiliki daya tahan lebih lama daripada air kelapa. Rasanya
yang manis, kenyal, dan enak membuat nata de coco menjadi salah satu
product yang dewasa ini sangat diminati oleh berbagai kalangan di
seluruh penjuru bumi.
Kehadiran nata de coco kembali mencuri
perhatian orang-orang kreatif di dunia kuliner untuk memadupadankan nata
de coco dengan bahan lainnya sehingga mampu menjadi product baru atau
pelengkap product yang sudah ada. Inilah mengapa nata de coco kita
jumpai sebagai pelengkap agar-agar sehingga memiliki tampilan dan rasa
yang lebih menarik dan enak. Selain agar-agar, nata de coco juga
dijadikan pelengkap untuk sop buah, es buah, bahkan es teler.
Nata de coco ternyata tak hanya
diproduksi oleh pabrik-pabrik besar dan terkenal di Indonesia, melainkan
juga diproduksi oleh industri-industri rumahan sehingga kita seringkali
menemukan nata de coco dalam berbagai kemasan yang di jual di
warung-warung dan minimarket di sekitar kita. Berbekal uang Rp. 1.000,-
anak-anak telah dapat menikmati sebungkus sebungkus nata de coco yang
dikemas dalam aneka varian rasa seperti anggur, jeruk, apel, melon, dan
strawberry. Bahkan es buah yang dilengkapi dengan nata de coco pun dapat
diperoleh dengan membayar senilai seribu rupiah saja. Inilah mengapa
nata de coco mampu menjangkau lebih banyak orang sehingga peminat nata
de coco terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Apakah anda seorang penggemar nata de coco?
Well, saya pribadi adalah penggemar nata
de coco. Saya sering menggunakan nata de coco sebagai pelengkap puding
atau sop buah yang menjadi menu andalan kami di kala musim kemarau.
Kecintaan saya akan nata de coco beberapa hari ini mulai memudar tatkala
saya mendapatkan informasi seputar nata de coco yang selama ini justru
terabaikan. Bermula dari menonton acara reportase investigasi yang
ditayangkan di salah satu stasiun swasta beberapa waktu yang lalu,
akhirnya beberapa fakta seputar nata de coco pun terkuak. Apa itu?
Berdasarkan dari penelitian yang
dilakukan oleh tim reportase investigasi yang mana dilengkapi dengan uji
laboratorium yang dilakukan di laboratorium teknologi pangan UNPAS,
akhirnya ditemukan sejumlah fakta sebagai berikut :
- 8 dari 10 sampel nata de coco yang di
pilih secara acak di pasaran [pasar tradisional, warung, dan
supermarket] terbukti mengandung Hidrogen Peroksida [H2O2],
yakni cairan bening, agak lebih kental daripada air,yang merupakan
oksidator kuat. Hidrogen Peroksida dimanfaatkan sebagai pemutih [bleach]
sehingga nata de coco yang dicampurkan dengan zat ini akan mengubah
warna nata de coco yang semulanya putih kekuningan [broken white]
menjadi berwarna putih bersih dan lebih menarik. Faktanya, penggunaan
hidrogen peroksida dalam makanan justru tidak dibenarkan karena zat ini
mudah bereaksi [oksidan kuat] dan korosif. Bahkan dari 10 sampel yang
digunakan dalam penelitian tersebut ternyata terdapat pula merk yang
sudah terkenal dan produknya tersusun rapi di rak-rak supermarket dan
mall.
- Dari penuturan salah satu produsen
nata de coco lokal [nama dan wajahnya dalam acara tersebut di samarkan]
diperoleh informasi bahwa pembuatan nata de coco sering kali menggunakan
bahan baku [air kelapa] yang baunya sudah busuk. Kelangkaan buah kelapa
dan alasan menghemat biaya produksi membuat mereka tak lagi
menghiraukan kualitas nata de coco. Agar nata de coco memiliki daya
tahan lebih lama maka mereka juga mencampurkan nata de coco dengan pijer
istilah lain yang digunakan untuk boraks atau natrium benzoat [zat
pengawet]. Mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium benzoat secara
berlebihan akan memacu pertumbuhan sel kanker, berpotensi untuk
menimbulkan penyakit degenerasi saraf serta merupakan zat yang
menyebabkan timbulkan penyakit LUPUS.
Tak hanya itu, guna memenangkan
persaingan dengan perusahaan berskala nasional maka mereka menggunakan
gula sintetik sebagai penganti gula alami sehingga harga jual nata de
coco mereka lebih murah. Gula sintetik mengandung senyawa yang
membuatnya tidak dapat dimetobolisme secara maksimal oleh tubuh. Gula
sintetik memiliki ciri yakni akan ada rasa bawaan yang terasa pahit
ketika kita menelannya. Jadi mengkonsumsi nata de coco yang diproduksi
dengan bahan-bahan yang tidak dianjurkan tentunya membuat kita seperti
mengkonsumsi racun yang lama-kelamaan akan mengurangi daya tahan tubuh
dan berujung kepada penyakit berbahaya.
Masih dari acara reportase
investigasi, saya juga memperoleh informasi bahwa sop buah, es kelapa,
dan es buah yang dijual di pasaran ternyata ada oknum pedagang yang
melakukan kecurangan dengan cara :
- menggunakan buah-buah busuk [BS] kemudian diberikan pijer sehingga lebih kenyal dan tidak kentara bedanya dengan buah segar.
- mereka menggunakan air bekas cucian
beras sebagai pencampur air kelapa sehingga harga es kelapa yang mereka
jual dapat dipatok dengan harga yang lebih murah.
- mereka mencampurkan antara daging buah
kelapa yang masih muda dengan daging buah kelapa yang tua sehingga
daging buah kelapa yang didapatkan lebih banyak dan dapat menekan biaya
produksi es kelapa atau es teler.
Fakta ini mengingatkan kita bahwa
mengkonsumsi buah atau sari buah kelapa tidaklah menjadi jaminan bahwa
tubuh kita akan menjadi sehat. Tidak teliti, bisa-bisa kita justru
terkecoh dalam membeli dan akhirnya mengkonsumsi buah yang rasanya segar
dan enak tetapi sarat dengan zat-zat kimia berbahaya yang justru
membuat pertahanan tubuh kita bobol sehingga rentan terhadap
penyakit-penyakit berbahaya. Budaya hidup yang ingin segala sesuatunya
instan dan praktis membuat kita lebih memilih untuk membeli olahan buah
yang siap saji seperti sop buah, es kelapa, es buah, atau es teller.
Meski demikian, tidak semua nata de
coco mengandung zat-zat berbahaya, untuk itu kita harus jeli dalam
memilih nata de coco. Berikut tips memilih nata de coco yang bebas
pengawet :
- Pilihlah nata de coconya berwarna
broken white [putih agak kekuning-kuningan]. Nata de coco yang berwarna
putih justru merupakan tanda menggunakan Hidrogen Peroksida [H2O2].
- Nata de coco yang
tidak menggunakan boraks adalah nata de coco yang kenyal dan ketika
ditekan, maka dia tidak membalik normal dengan segera. Nata de coco yang
mengandung boraks ketika di tekan dia akan membalik ke posisi awal
dengan segera [jadi dia tak hanya kenyal tetapi juga tegang/kaku].
Ramadhan sudah di depan mata,
berbuka puasa seolah tak lengkap tanpa menu es buah, es kelapa, sop
buah, atau nata de coco bukan? Saatnya menjadi pribadi yang menyiapkan
menu buka puasa hasil olahan sendiri. Marilah mulai membiasakan diri
untuk mengolah makanan sendiri sehingga kita lebih tahu pasti bagaimana
kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar